“Kapan ya Jakarta nggak macet? *mimpi*”


“Kapan ya Jakarta nggak macet *mimpi*”. Demikian salah satu twit yang saya baca pagi ini, mewakili mayoritas suara rakyat Jakarta.

Stephen Covey menulis bahwa kita punya lingkar pengaruh yang bisa kita ubah dan yang tidak.

Kemacetan Jakarta adalah lingkaran yang tidak bisa kita ubah. Sikap dan cara pandang kitalah yang bisa diubah.

Saya mengalami keluhan seperti ini saat berjualan di Tanah Abang, dari 2001 sampai 2004. Saya menghabiskan waktu 4 jam sehari di jalan, atau 59 hari dalam setahun (saya sudah hitung). Saat itu saya kaget, 2 bulan dalam setahun waktu saya terbuang di jalan! Saat itu saya memutuskan harus berubah.

Alhamdulillah, sekarang sudah tidak lagi mengalami hal itu dan akan saya bagi tipsnya untuk anda:

1. Pindahlah ke dekat kantor. 
Saya melakukannya dengan pindah ke Slipi dari Pondok Kelapa. Waktu 4 jam di jalan berkurang jadi 1 jam saja.

2. Lakukan bisnis dari rumah.
Tahun 2004 saya mulai bisnis dari rumah, tepatnya di garasi. Waktu di jalan jadi 0.

3. Hindari kerumunan.
Jangan keluar rumah saat peak hour. Saya berangkat ke kantor sekarang di atas jam 9 dan pulang jam 16. Saya tidak pernah kena macet dengan cara seperti ini.

4. Lakukan pertemuan bisnis secara terpusat. Kalau perlu meeting di luar, saya biasanya memusatkannya di satu tempat. Minggu lalu saya melakukan 3 meeting dari pagi sampai malam di Grand Indonesia.

5. Optimalkan penggunaan gadget. BlackBerry itu kemampuannya luar biasa. Optimalkan penggunaannya dengan telepon, SMS, email, BBM, Y!M untuk mengelola bisnis kita secara mobile dan remote.

6. Belajar berkata “tidak”. Tidak harus semua undangan atau permintaan bertemu itu harus kita iyakan. Kadang perlu juga bekata tidak, jika memang menyulitkan kita untu memenuhinya.

Semoga bermanfaat. No more complaining…

Oleh: roniyuzirman


Klik ini untuk berbagi di Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar